Pada kerajinan
tekstil, estetika atau keindahannya dimunculkan oleh bentuk kerajinan, tekstur
material, warna serta yang paling menonjol adalah ragam hiasnya.
Ragam hias dan
warna pada tekstil tradisional umumnya memiliki simbol dan makna tertentu,
sedangkan pada tekstil modern ragam hias cenderung berfungsi sebagai nilai
tambah estetika atau keindahan.
a. Ragam Hias Murni, ialah ragam hias yang hanya berfungsi untuk memberi
nilai tambah estetika pada benda tersebut dan tidak berhubungan dengan nilai
fungsi benda tersebut.
b. Ragam Hias Simbolis, ialah ragam hias yang selain berfungsi memperindah
juga memiliki makna tertentu yang bersumber dari adat istiadat, agama maupun
sistem sosial, yang harus ditaati norma-normanya untuk menghindari salah
pengertian bagi pengguna ragam hias tersebut. Contoh ragam hias ini di
antaranya kaligra, ragam hias pohon hayat, ragam hias burung phoenix, ragam
hias swastika, dan sebagainya.
Secara garis besar,
ragam hias pada masyarakat yang hidup di pesisir pantai banyak menggunakan
bentuk-bentuk binatang laut, maupun bentuk alam seperti awan, bintang, bulan
dan matahari. Masyarakat yang tinggal di tepi hutan dan pegunungan banyak
menggunakan ragam hias dari bentuk tumbuh-tumbuhan, buah, burung, dan serangga
yang sering mereka jumpai di lingkungannya. Namun, tidak tertutup kemungkinan
sumber inspirasi ragam hias bercampur di suatu wilayah.
Adapun
bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat dengan mengambil inspirasi dari lingkungan
alam sekitar biasanya yang memberikan manfaat dan berguna bagi kehidupan suatu
suku bangsa. Akibatnya, bentuk motif suatu daerah memiliki kandungan makna loso
kehidupan suku bangsa tersebut.
Ragam hias di
Indonesia, berdasarkan pada pola dan bentuk visualnya, dibagi dalam klasikasi
sebagai berikut:
a. Ragam Hias Geometris adalah ragam hias yang mengulang suatu bentuk baku
tertentu dengan ukuran tertentu dalam komposisi yang seimbang pada seluruh
sisinya.
b. Ragam Hias Tumbuh-tumbuhan adalah ragam hias yang mengambil inspirasi
dari tumbuh-tumbuhan pada wilayah tertentu untuk dimodikasi menjadi ragam hias
yang mencerminkan ciri khas wilayah tersebut.
c. Ragam Hias Mahluk Hidup adalah ragam hias yang mengambil inspirasi dari
mahluk hidup di darat, laut, dan udara pada wilayah tertentu dan dimodikasi
menjadi ragam hias khas wilayah tersebut. Ragam hias ini biasanya dimasukkan
dalam kelompok ragam hias untuk menggambarkan dunia tengah.
d. Ragam Hias Dekoratif adalah ragam hias yang bersifat artisial dan
biasanya merupakan penggabungan dari beberapa inspirasi ragam hias pada
kelompok yang ada sebelumnya yang dimodikasi sehingga menjadi sebuah bentuk
ragam hias yang baru dan memiliki nilai estetika tersendiri.
Desain ragam hias
yang terdapat di wilayah Indonesia ini beberapa di antaranya sudah merupakan
pola baku ragam hias wilayah tertentu. Desain ragam hias dapat dikelompokkan dalam
jenis pola sebagai berikut:
a. Jenis pola tunggal (pattern), yaitu bentuk pola yang disusun
dengan ukuran yang berdiri sendiri tanpa diberi bentuk yang lain.
b. Jenis pola ulang himpunan (assemblage), yaitu bentuk pola yang
tiap bagian merupakan suatu kelompok dan kumpulan dari beberapa bentuk atau
unsur yang masih bersifat satu kesatuan.
c. Jenis pola ulang menyeluruh, yaitu ragam hias dengan kombinasi-kombinasi
ulangan disertai dengan membubuhkan bentuk lain yang tidak tercakup dalam
kelompok tanpa merusak bentuk pokok dari ragam hias tersebut. Pola pada ragam
hias biasanya terdiri atas ragam hias pokok, ragam hias pendukung, dan ragam
hias isian atau pelengkap.
Proses penataan
ragam hias secara garis besar dapat dikelompokkan dalam proses sebagai berikut:
a. Proses pengulangan sejajar, baik secara vertikal maupun horizontal,
disusun dalam posisi yang sama, jarak dan ukuran yang sama. Proses tersebut
sangat mudah dijumpai dalam ragam hias geometris sebagai desain tepi maupun
dalam susunan diagonal dan sudut.
a. Proses pengulangan berpotongan, yaitu pada proses pembuatan motif saling
bertumpangan dan berpotongan terhadap bidang gambar.
Ragam hias pada
tekstil tradisional pada umumnya menggunakan proses pengulangan yang disusun
simetris. Pada tekstil modern, proses pengulangan ragam hias, baik yang sejajar
maupun yang berpotongan, selain disusun secara simetris sering pula digunakan
secara asimetris, bahkan bersifat acak.