Mutu bahan pangan
terbaik adalah sesaat setelah pemanenan atau pemotongan. Kondisi tersebut tidak
berlangsung lama, bergantung pada derajat kematangan waktu pemanenan.
Beberapa bahan pangan
dapat menurun mutunya dalam satu atau dua hari, atau dalam beberapa jam setelah
pemanenan atau pemotongan. Bahan hasil pertanian, peternakan atau perikanan
tersebut akan terus mengalami kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu.
Setiap produk
makanan atau minuman mempunyai masa keawetan yang berbeda-beda, banyak hal yang
memengaruhinya. Kerusakan bahan pangan ini bergantung pada jenis bahan pangan,
dapat berlangsung secara lambat misalnya pada biji-bijian atau kacang-kacangan
atau dapat berlangsung secara sangat cepat misalnya pada susu, ikan dan daging.
Sayuran yang dihasilkan oleh petani, jika tidak dilakukan pengolahan, sayuran
tersebut hanya bisa awet beberapa hari saja, bahkan seperti bayam atau kangkung
hanya bisa disimpan 1-2 hari saja.
Bahan pangan
umumnya tersusun atas air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, serat dan
mineral. Kerusakan-kerusakan yang terjadi dapat berupa terhadap mutu bahan atau
produk dan keamanan pangan. Untuk menjaga kualitas bahan pangan dan produknya,
bahan pangan tersebut perlu dilakukan pengolahan dan pengawetan.
Proses pengawetan
adalah suatu cara untuk menjadikan hasil peternakan dan pertanian yang awalnya
bersifat mudah rusak menjadi produk makanan atau minuman (pangan) yang lebih
awet dengan sebisa mungkin tetap tujuan utamanya adalah untuk memperpanjang
masa simpan.
Dengan kemajuan ilmu dan teknologi pangan, berbagai jenis makanan
dapat dibuat lebih awet, lebih menarik penampilannya, lebih enak serta lebih
praktis bagi konsumen, dan yang terutama lebih aman untuk dimakan.